Sunan Kudus

Sunan Kudus
23-Mar-2023 | sorotnuswantoro Bumiayu

Hasil perkawinan Syekh Maulana Ibrahim Asmarakandi dengan Putri Kamboja dikaruniai tiga orang Putra yakni Maulana Ishak , Raden Rahmat (Sunan Ampel) dan Raden Santri.

Sebagaimana kedua saudaranya Raden Santri juga datang ke tanah Jawa untuk menyiarkan dan mengembangkan agama Islam, daerah yang dijadikan tempat untuk kegiatannya ialah Madura . Raden Santri kemudian menikah dengan seorang putri dari Madura yang bernama Nyai Gede Maduretna putri Ario Bribin.

Nama sebenarnya Raden Santri adalah Raden Usman , selain bergelar Raden Santri bergelar pula Raden pendeta dan Sunan Ngudung, makam Raden Santri terletak di Jipangpanolan dekat daerah Blora.

Dari hasil perkawinan Raden Santri dengan Nyai Gede Maduretno inilah kemudian lahir seorang putra laki-laki yang terkenal dengan nama Sunan Kudus nama sebenarnya adalah Ja'far Shodiq. Setelah mendalami ilmu agama pada ayahnya sendiri dan beberapa guru di daerahnya,kemudian beliau meneruskan pendidikan ke Mekah sambil menunaikan ibadah haji.

Di Mekah beliau mempelajari dan mendalami berbagai ilmu pengetahuan sehingga setelah kembali ke tanah Jawa beliau terkenal sebagai seorang tokoh yang ahli dalam bidang ilmu fiqih , tauhid, hadits, mantiq atau logika, Ushul fiqih filsafat , dan beliau terkenal pula sebagai seorang pujangga. Karena kepandaiannya dalam berbagai ilmu pengetahuan itu sehingga oleh masyarakat Beliau digelari dengan julukan "waliyul Ilmi".

Setelah menyelesaikan pendidikannya di Mekah kembali ke tanah air . Tidak seperti ayahnya beliau mengambil darah Jawa Tengah yang akan dijadikan tempat menyiarkan dan mengembangkan agama serta membina masyarakat Islam tepatnya di daerah Kudus.

Di tempat inilah beliau memulai dakwah menyebarkan agama Islam. Beliau adalah seorang tokoh yang menguasai berbagai ilmu pengetahuan , selain itu memahami kondisi masyarakat dan mengerti situasi daerah .Karena kewibawaan pribadinya, keluhuran budinya dan kemuliaan perilakunya , beliau cepat sekali dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan masyarakatnya serta kehadirannya diterima dengan rasa gembira oleh masyarakat.

Ketika beliau menuntut ilmu pengetahuan di Mekah , di sana pada suatu ketika berjangkit wabah penyakit yang sangat dahsyat dan sangat membahayakan .Konon wabah penyakit itu menjadi reda berkat usaha-usaha yang dilakukan oleh sunan Kudus sehingga sebagai rasa terima kasih pemerintah negeri itu memberikan hadiah yang besar namun Sunan Kudus tidak menerimanya.

Di tanah Jawa kegiatan dakwah yang dilakukan oleh Sunan Kudus tidak terbatas hanya di daerah Kudus saja, melainkan juga hampir di seluruh pesisir pantai utara Jawa Tengah.

Cara dakwah yang dipergunakan oleh Sunan Kudus tidak berbeda dengan wali-wali lainnya yakni dengan menggunakan cara-cara yang halus sehingga tidak ada satu orang pun yang memeluk agama Islam dengan cara paksaan melainkan melalui kesadaran dirinya.

Setelah sebagian hidup beliau dicurahkan untuk menyiarkan dan mengembangkan agama serta membina masyarakat Islam khususnya di daerah Kudus kemudian dipanggil untuk menghadap Allah, wafat dan dimakamkan di sekitar pemakaman Menara Kudus.

Sebagaimana yang terjadi pada masyarakat daerah lainnya masyarakat Kudus juga betul-betul merasa kehilangan dengan wafatnya tokoh yang sulit dicari penggantinya.

Tags